LAPORAN PENELITIAN
POTENSI ENERGI ALTENATIF BERBASIS PANAS BUMI DI
INDONESIA
Disusun Oleh:
Nama /NPM : Maria Ulfah /36414389
Kelas : 3ID07
Dosen : Syariffudin
Nasution
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Energi berperan sangat besar, peranannya bagi kehidupan
manusia untuk melakukan aktivitas, setiap manusia tentu membutuhkan yang
namanya energi. Energi adalah sebuah kemampuan untuk melakukan usaha dalam
setiap aktivitas. Energi tak hanya dimiliki oleh manusia, karena sebuah benda
juga memiliki energi yang tersimpan di dalamnya.Dengan demikian, bisa kita
simpulkan bahwa manfaat energi ini adalah untuk membantu berjalannya sebuah
aktivitas. Energi memiliki sifat yang tak dapat diciptakan. Selain itu, energi
juga tak dapat dimusnahkan namun dapat berubah bentuknya dari bentuk energi
yang satu menjadi bentuk energi lainnya.
Sumber
energi yang selama ini telah banyak digunakan berasal dari energi hidrokarbon,
seperti contohnya minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Akan tetapi, semakin
berkembangnya peradaban manusia, maka semakin meningkat energi yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tetapi disisi lain cadangan energi terbatas,
isu cadangan hidrokarbon yang semakin lama semakin menipis dan harga yang
cenderung meningkat menjadi kendala besar dalam pengembangan industri dan
investasi (Alamta, 2012).
Untuk
menghadapi krisis energi tersebut, geothermal atau panas bumi bisa menjadi
jawabannya. Energi panas bumi ini memenuhi beberapa persyarat yang perlu
diperhatikan agar sumber energi alternatif layak dimanfaatkan. Antara lain
adalah energi yang bersifat terbarukan (renewable),
artinya energi tersebut tidak langsung habis tapi dapat diperbaharui. Kemudian
energi tersebut relatif lebih ramah lingkungan, dan juga energi ini
ketersediaannya memadai.
1.2 Perumusan
Masalah
Perumusan masalah
membahas tentang permasalahan-permasalahan yang akan dipecahkan sesuia dengan judul laporan penelitian
mengenai potensi energi altenatif berbasis panas bumi di Indonesia.
1.3 Pembatasan
Masalah
Pembatasan masalah yang
ada pada laporan penelitian ini dibuat dengan tujuan agar permasalahan yang
dibahas tidak menyimpang terlalu jauh dari pokok masalah yang ada. Berikut
batasan-batasan masalah yang ada mengenai permasalahan sumber energi listrik.
1.4 Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan merupakan tujuan dari pembuatan laporan penelitian berisikan
keinginan dan maksud untuk apa penuliasan ini dilakukan. Adapun tujuan sebagai
berikut :
- Peran energi
bagi manusia
- Altenatif
sumber energi khususnya energi altenatif berbasis panas bumi
- Potensi energi
altenatif berbasis panas bumi di Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Peran
atau Fungsi Energi Berserta Sumber-Sumber Energi
Berdasarkan
peranannya, fungsi energi memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia bahkan untuk makhluk hidup yang lainnya. Energi memiliki banyak manfaat
untuk kita dalam melakukan berbagai macam aktivitas. Adapun beberapa bentuk dan
manfaat energi yang wajib kita ketahui, antara lain:
1. Energi panas
Energi panas atau kalor adalah energi yang dihasilkan
akibat perpindahan temperatur. Contoh energi panas sendiri adalah api. Adapun
manfaatnya, kita dapat memakai kompor sebagai penghasil panas yang dapat
membantu aktivitas memasak minuman maupun makanan untuk kehidupan kita sehari-hari.
Energi kalor
juga bisa dihasilkan dari sumber energi terbesar yakni matahari..
2. Energi kimia
Energi kimia adalah sebuah energi yang dihasilkan atau
diperoleh dari hasil reaksi kimia. Adapun fungsi energi kimia dalam kehidupan
sehari-hari ini adalah ketika kita mengonsumsi makanan di setiap harinya. Di
mana saat kita makan maka dalam tubuh akan terjadi reaksi kimia yang
menghasilkan energi untuk beraktivitas. Selain itu, mobil untuk dapat bergerak
juga dihasilkan dari energi panas saat proses pembakaran berlangsung pada
bensin.
3. Energi cahaya
Energi cahaya juga merupakan salah satu bentuk energi
yang terpenting dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya cahaya, maka kita akan
kegelapan di malam hari. Adapun sumber cahaya terbesar di bumi adalah matahari.
4. Energi listrik
Energi listrik juga tak
kalah pentingnya bagi kebutuhan manusia. Listrik sangat penting untuk
menjalankan berbagai macam alat elektronik yang dibutuhkan saat beraktivitas.
Listrik berfungsi sebagai alat penerangan, selain itu fungsi energi listrik
juga penting untuk menghidupkan kipas angin, AC, mesin cuci dan berbagai macam
alat elektronik lainnya.
5. Energi air
Sumber energi air yang tak kalah
pentingnya bagi kehidupan manusia ataupun makhluk hidup lainnya untuk
kehidupan. Air berperan untuk mandi, mencuci, minum, hingga industri pengolahan
air. Selain itu, tenaga air juga berperan besar dalam menghasilkan listrik
untuk kehidupan umat manusia.
Mengidentifikasi
sumber-sumber energi yang bisa dimaanfaatkan manusia, yang antara lain berasal
dari matahari, angin, tenaga air dan lain-lain. Sumber energi yang cukup banyak
ragamnya itu biasanya dibagi berdasarkan sifat alaminya sendiri, ada macam-macam sumber energi yang kita jumpai di alam bebas
seperti berikut ini:
1. Sumber Energi Primer
Sumber energi primer merupakan
sumber energi yang terdapat langsung di alam dan dapat dijumpai, seperti air,
nuklir, matahari, minyak, batu bara, kayu, dan angin.
2. Sumber Energi Sekunder
Sumber energi sekunder merupakan
energi yang dihasilkan dari energi primer yang lainnya, contohnya gas dan
listrik.
Selain
berdasarkan sifat alaminya, macam-macam sumber energi juga dikategorikan
berdasarkan ketersediannya. Berdasarkan ketersediaannya inilah, energi dibagi
menjadi:
a.
Energi Terbarukan
Energi terbarukan merupakan sumber
energi alam yang dapat langsung dimanfaatkan dengan bebas. Selain itu,
ketersediaan energi terbarukan ini tak terbatas dan bisa dimanfaatkan secara
terus menerus. Adapun contoh dari energi terbarukan ini adalah air, matahari,
air laut pasang, panas bumi dan tumbuhan.
b.
Energi Tak Terbarukan
Selain macam-macam sumber energi
terbarukan di atas, kita juga sangat familiar dengan sumber energi tak
terbarukan. Kekurangan dari sumber energi tak terbarukan ini, yakni ketersediannya
yang sangat terbatas. Sehingga apabila sudah habis, energi ini tak akan dapat
diperbarui kembali. Adapun contoh dari sumber energi tak terbarukan adalah
sumber energi dari fosil dan sumber energi dari mineral alam.
2.2
Sejarah
Pemanfaatan Energi Geothermal atau Panas Bumi
Energi
geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas)
yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Istilah geothermal berakar
dari bahasa Yunani dimana kata, "geo", berarti bumi dan,
"thermos", berarti panas, menjadi geothermal yang juga sering disebut
panas bumi. Energi panas di inti bumi sebagian besar berasal dari peluruhan
radioaktif dari berbagai mineral di dalam inti bumi.
Pemanfaatan
energi panas bumi bukan pertama kali digunakan di Indonesia, tapi jauh sebelum
Indonesia memanfaatkannya sebagai energi alternatif, geothermal di bumi ini
telah ada sejak zaman Paleolithikum. Saat itu manusia telah menggunakan energi
ini untuk mandi air panas berbentuk sebuah kolam batu di Gunung Lisan Cina
dibangun pada Dinasti Qin pada abad ke-3 SM, di situs yang sama dimana
istana Huaqing Chi kemudian dibangun. Pada abad pertama Masehi, Roma
menaklukkan Aquae sulis, yang sekarang adalah Bath, Somerset, Inggris, dan
memanfaatkan sumber air panas tersebut untuk pemandian umum dan pemanasan
ruangan (Pawawoi, 2013).
Sementara
itu awal mula masuknya geothermal ke tanah air ini adalah saat masa penjajahan
Belanda. Ide awal eksplorasi panas bumi di Kamojang, Jawa Barat dicetuskan oleh
seorang ilmuwan dari Belanda yang bernama J.B. van Dijk pada tahun 1918. Dia
terinspirasi dari proyek geothermal yang baru dilakukan untuk menghasilkan
tenaga listrik di Italia. Akan tetapi, usulan tersebut tidak langsung
dilaksanakan, karena banyak kendala dan pertimbangan dari pemerintah
Beberapa
tahun kemudian, pada tahun 1925 ide untuk mengeksplorasi sumber panas bumi di
Kamojang dicetuskan kembali oleh N.J.M. Taverne (De Mijningenieur, Jg. 6, 1925)
setelah melihat hasil-hasil yang nyata pemanfaatan panas bumi yang dikembangkan
di Italia dan di California. Akhirnya Pemerintah kolonial Belanda menyetujui
usulan tersebut, pada tahun 1926-1928 dilakukan pengeboran di 5 titik lokasi
eksplorasi panas bumi di Kamojang.
Setelah
kemerdekaan, presiden pertama kita saat itu belum membangkitkan kembali
geothermal Indonesia. Presiden Soekarno saat itu lebih fokus pada hal-hal yang
mendasar untuk Negara Indonesia seperti politik, pemerintahan, ideologi, dan
sebagainya. Akhirnya jauh setelah merdekanya Indonesia geothermal kembali ke
permukaan. Meningkatnya pertumbuhan penduduk serta berkembangnya sektor
Industri secara signifikan, menyebabkan kebutuhan pasokan listrik meningkat
pula.
Penelitian
mengenai geothermal pun dilanjutkan kembali pada tahun 1971. Pemerintah
Republik Indonesia dengan Pemerintah Selandia Baru mengadakan proyek kerjasama
penelitian studi kelayakan potensi panas bumi di Indonesia. \
Seiring
dengan perkembangan penelitian panas bumi maka pemerintah menunjuk Pertamina
untuk melakukan eksploitasi dan eksplorasi panas bumi. Dalam hal ini Pertamina
membentuk Divisi Geothermal berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) no. 6
tanggal 20 Maret 1974. Salah satu daerah penelitiannya adalah kawasan panas
bumi Kamojang. Tidak hanya mengirimkan para ahli geothermal saja, pemerintah
Selandia Baru pun memberikan dana yang diperlukan untuk melakukan eksplorasi
ini. Pemerintah Selandia Baru memberikan 24 juta dolar dari 34 juta dolar yang
diperlukan, sedangkan untuk sisanya sebanyak 10 juta dolar didapat dari
pemerintah Indonesia. Dana itu dipakai untuk pengeboran 5 sumur penyidikan, 10
sumur produksi dan membangun 1 stasiunmonoblok dengan kapasitas 0,5 MW,
yang diresmikan oleh Menteri Energi Prof. Dr. Subroto pada tanggal 27 November
1978. Monoblok inilah yang dijadikan langkah untuk pengembangan pemanfaatan
panas bumi untuk selanjutnya. Kerjasama
Pemerintah Indonesia dengan Selandia Baru selesai, maka penelitian dan
pengembangan potensi panas bumi di Kamojang dilakukan oleh Pertamina.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Studi Kasus
Indonesia merupakan Negara Kepulauan Yang
Terdiri dari ± 17.508 pulau besar dan kecil dengan garis pantai sepanjang ±
810.000 km dan luas 3.1 juta km2. Dengan jumlah desa lebih dari 65.000 desa
yang tersebar luas dibelasan ribu pulau tersebut, hanya kurang dari setengahnya
yang telah menikmati jaringan listrik negara seperti didaerah-daerah lain masih
jauh dari harapan, sebagian besar dari mereka masih menggunakan lampu minyak
tanah/patromak untuk penerangan. Untuk memperoleh informasi dari Radio mereka
menggunakan batu baterai, sedangkan untuk televisi adakalanya mereka
menggunakan accu/aki yang charge didaerah yang memiliki generator.
Sepanjang tahun 2013, konsumsi listrik di
Indonesia sebesar 188 terrawatt-hour atau TWh (rumah tangga 41 persen, industri
34 persen, komersial 19 persen, dan publik 6 persen), sedangkan kapasitas daya
terpasang pembangkit listrik hanya mencapai 47.128 MW. Realisasi pertumbuhan
kebutuhan listrik pada tahun 2013 mencapai 7,8 persen, dan direncanakan pada
tahun 2014 ini akan menambah kapasitas daya pembangkit sebesar 3.605 MW atau
meningkat 7,6 persen dibandingkan tahun 2013, sehingga total kapasitas
terpasang pada akhir tahun menjadi 50.733 MW. Tambahan daya pembangkit pada
2014 tersebut berasal dari proyek percepatan 10.000 MW tahap I dan II.
Indonesia mencapai 80,51 persen atau
meningkat sebesar 76,56 persen dibandingkan bawah 50 persen adalah provinsi
Papua (36,41 persen), dan provinsi yang rasionya masih di bawah 70 persen
antara lain NTT (54,77 persen), Sulawesi Tenggara (62,51 persen), NTB (64,43
persen), Kalimantan Tengah (66,21 persen), Sulawesi Barat (67,6 persen),
Gorontalo (67,81 persen), dan Kepulauan Riau (69,66 persen).
Kondisi infrastruktur kelistrikan di
Indonesia sangat memprihatinkan. Kapasitas pembangkit yang dimiliki sebesar 35,33
GW (gigawatt) untuk memenuhi kebutuhan sejumlah 237 juta jiwa. Kapasitas
tersebut jauh di bawah kemampuan produksi listrik Singapura dan Malaysia.
Kapasitas pembangkit di Singapura mampu memproduksi listrik sebesar 10,49 GW
untuk memenuhi kebutuhan 5,3 juta penduduk. Sementara kapasitas pembangkit
Malaysia sebesar 28,4 GW untuk kebutuhan 29 juta penduduk.
3.2 Hasil dan Pembahasan
Sebenernya sumber energi yang telah
dipaparkan disebelumnya tidak semua potensial dikembangkan tiap negara.
Berdasarkan situasi dan kondisi, setiap negara biasanya memprioritaskan sumber
energi tertentu untuk dikembangkan. Maka dari itu sungguh tak heran jika
kemudian masing-masing negara memiliki keunggulan tertentu dalam hal
mengekspolitasi suatu sumber energi.
Indonesia negeri kita ini memiliki
kekayaan alam yang luar biasa, potensi sumber daya alam
Indonesia sangat besar dan beraneka ragam jenisnya bisa berupa hutan, minyak,
dan gas serta beraneka ragam jenis mineral seperti tembaga, nikel, dan timah.
Kekayaan sumber daya alam juga tidak hanya di daratan, tetapi juga banyak
terdapat di lautan. Selain ikan, di laut juga ditemukan minyak bumi, timah, dan
lain-lain. Kekayaan itu tentunya merupakan dapat digunakan untuk menjadi sumber
energi altenatif yang dengan pemaanfatan secara maksimal, contohnya
sumber daya energi terbarukan seperti panas bumi.
Negeri kita Indonesia adalah negeri
yang paling banyak memiliki gunung berapi di dunia, dengan total 129 gunung
berapi. Penyebaran Gunung Api di Indonesia : Sumatra sebanyak 30 buah, Jawa
sebanyak 35 buah gunung berapi, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 30 buah gunung
berapi, Maluku sebanyak 16 buah gunung berapi dan Sulawesi sebanyak 18 buah
gunung berapi. tak heran jika cadangan panas bumi negara kita sebesar 40 persen
dari seluruh sumber panas bumi dunia. Dengan potensi alam yang mendungkung,
maka bukan tidak mungkin kita dapat mengembangkan proyek pembangunan sumber
energi altenatif yang berefokus pada energi panas bumi. Karena dari data
dari Kementrian ESDM menunjukkan bahwa dari potensi 40% panas bumi dunia, hanya
4% saja yang dimanfaatkan di bumi Indonesia.
Bahkan
dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek panas
bumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, terus
ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui
Maluku dan Sulawesi. Survey yang dilakukan selanjutnya telah berhasil menemukan
beberapa daerah prospek baru sehingga jumlahnya meningkat menjadi 256 prospek,
yaitu 84 prospek di Sumatera, 76 prospek di Jawa, 51 prospek di
Sulawesi, 21 prospek di Nusatenggara, 3 prospek di Irian, 15 prospek di Maluku
dan 5 prospek di Kalimantan.
Dari kasus tersebut membuka
pandangan saya sebagai sarjana Teknik Industri yang diarahkan untuk memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang kuat dan sistemik dengan pendekatan
multi-disiplin tentunya dalam kerangka keilmuan teknik industri yang berfokus
kepada perancangan, peningkatan dan instalasi dari sistem terintegrasi yang
terdiri atas manusia, material, peralatan dan energi untuk menspesifikasikan,
memprediksi dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sebuah sistem
terintegrasi.
Dengan mengembangkan pembangungan
Energi geothermal atau Energi panas bumi sebagai sumber energi altenatif.
Energi panas bumi yaitu energi yang dihasilkan oleh fluida, gas dan
batuan yang terkandung di dalam perut bumi sehingga memerlukan proses
pertambangan untuk memperolehnya. Energi panas yang terbentuk di dalam
kerak bumi, dengan semakin dalam kita menggali, maka akan semakin panas di dalam
bumi sana. Adapun estimasi panas dari inti planet mencapai 5,500
celcius. Geothermal termasuk energi terbarukan karena siklus produksinya
memanfaatkan fluida untuk mengambil panas dari dalam bumi ke permukaan dan
fluida tersebut akan diinjeksikan kembali ke dalam tanah untuk proses produksi
berkelanjutan.
Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim
hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC), hanya
beberapa diantaranya yang mempunyai
temperatur sedang (150-225oC). Pada dasarnya sistim
panas bumi
jenis hidrothermal
terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke
sekelilingnya yang terjadi konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas
secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara
konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas.
Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung
(bouyancy). Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecendrungan untuk
bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut
kontak dengan suatu sumber panas maka
akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tingg
dan air mejadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas
bergerak ke atas dan air yang lebih dingin beregrak turun ke bawah, sehingga
terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.
Adanya suatu sistim hidrothermal
dibawah permukaan sering kali ditunjukkan oleh adanya manifestasi panas bumi
dipermukaan (geothermal surface manifestation), seperti mata air panas,
kubangan lupur panas, geyser dan manifestasi panas bumi lainnya, dimana
beberapa diantanya yaitu mata air panas, kolam air panas yang biasa
dimaanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mandi, berendam, mencuci, masak
dan lain-lain. Manifestasi panas bumi dipermukaan diperkirakan terjadi karena
adanya perambatan panas dari bawah atau karena adanya rekahan-rekahan yang
memungkinkan fluida panas bumi (uap dan air panas) mengalir ke permukaan.
Indonesia menunjukan bahwa sistem
panas bumi temperatur tinggi dan sedang yang ada sangat pontensial bila
diusahakan untuk pembangkit listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada dasarnya
sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya
pada PLTU uap dibuat di perukaan boiler sedangkan pada PLPT uap berasal dari
reservoir panas bumi. Apabila fluida dikepala sumur berua fasa uap, makan uap
tersbut dapat dialihkan langsung ke turbin dan kemudian turbin akan mengubah
energi panas menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan
energi listrik.
Apabila fluida panas bumi keluar
dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa
cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida.
Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam seperator, sehingga fase
uap aan terpisah dari fase airnya. Faraksi uap yang dihasilkan dari separator
inilah yang kemudia dialirkan ke seluruh turbin.
Apabila sumberdaya
panasbumi mempunyai temperatur sedang, fluida
panas bumi masih dapat dimanfaatkan untuk pembangkit
listrik dengan menggunakn pembangkit listrik binari (binary plant). Dalam
siklus pembangkit ini, fluida sekunder (isobutane, isopentane or ammonia)
dipanasi oleh fluida panas bumi melalui mesin penukar kalor atau heat
exchanger. Fluida sekunder menguap pada teperatur lebih rendah dari temperatur
titik didih air pada tekanna yang sama. Fluida sekunder mengalir ke turbin dan
setelah dimanfaatkan kondensasikan sebelum dipanaskan kembali oleh fluida panas
bumi. Siklus tertutup dimana fluida panas bumi tidak diambil masanya, tetapi
hanya panasnya saya yang diekstasi oleh fluida kedua, smentara fluida panas
bumi di injeksikan kembali kedalam reservoir.
Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non
listrik antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah
kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemansan tanah, pengeringan kayu,
kertas dan lain-lain. Selain itu Energi panas bumi sudah dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik, di Italy sejak tahun 1913 dan
New Zealand sejak tahun 1958t telah menerapkan pemanfaatan
panas bumi sebagi sumber energi pembangkit listrik. Meningkatnya kebutuhan akan
energi serta meningkatnya harga minyak khususnya pada tahun 1973 dan 1979 telah
memacu negara-negara maju lain termaksuk Amerika Serikat untuk mengurangi
ketergantungan mereka terhadap penggunan minyak dengan cara pemanfaatkan energi
panas bumi karena sejak tahun 1850 hingga tahun 1970, rakyat Amerika Serikat
penggunaan energi naik 8,82 kali lipat. Sejak saat itu produksi energi naik 203
kali lipat, dan setiap warga meningkatkan kebutuhan akan energi sebesar 23 kali
lipat. Sejak tahun 1850 hingga tahun 1970, rakyat Amerika Serikat naik 8,82
kali lipat. Sejak saat itu produksi energi naik 203 kali lipat, dan setiap
warga meningkatkan kebutuhan akan energi sebesar 23 kali lipat.
Dilihat dari kasus tersebut maka penggunaan
energi yang semakin meningkat oleh perkembangan peradaban manusia tak dapat
kita bayangkan. Suatu kecenderungan bahwa manusia melalui pola dan gaya
hidupnya sedang menghabiskan persedian minyak dan gas bumi nampak dengan
nyata.Warga dunia memang sudah terlanjur keenakan dan mengikat diri dengan
minyak sebagai sumber energi komersial utama. Malah sampai dengan tahun 1978,
menurut Annual Report OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) pola
konsumsi energi komersial dunia sangat bergantung pada minyak yaitu sebesar
45,7%, gas alam hanya sebesar 18,3%, batubara 27,9%, tenaga air 5,9% dan nuklir
2,2%.
Resiko dan ketidak pastian akibat
konsumsi enargi yang tinggi dimasa mendatang juga mencemaskan dan menimbulkan
berbagai masalah yang menimpa umat manusia, mulai dari pencemaran lingkungan
sampai pada pengurangan jumlah sumber daya alam yang ada disekitar kita.
Pandangan tentang energi panas bumi memiliki kelebihan yang bila dikembangkan
akan mampu menggeser posisi minyak sebagai sumber energi utama dimasa ini untuk
berbagai sektor kebutuhan manusia khusunya untuk memenuhi pasokan listrik. Bisa
menjadi solusi dari polemik mengatasi krisis energi.
Energi Panas Bumi sebagai
energi yang Ramah Lingkungan karena setelah energi panas diubah menjadi energi
listrik fluida dikembalikan ke bawah permukaan (reservoir) melalui sumur
ijeksi. Penginjeksian air kedalam reservoir merupakan suatu keharusan untuk
menjaga keseimbangan masa sehingga memperlambat penurunan tekanan reservoir dan
mencegah terjadinya subsidence. Penginjeksian kembali fluida tersebut
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, serta adanya recharnge (rembesan) air
permukaan, menjadiak energi panas bumi sebagai energi yang berkelanjutan.
Emisi dari pembangkit listrik pans
bumi sangat rendah bila dibandingkan dengan minyak dan batu bara. Karena
emisinya yang rendah, energi panas bumi memiliki kesmpatan untuk memanfaatkan
Clean Development Mechanism (CDM) produk
Kyoto Protocol.
Lapangan panas bumi umunya
dikembangkan secara bertahap. Untuk tahap awal dimana ketidakpastian tentang
karakteristik reservoir masih cukup tinggi, dibebrapa lapangan dipilih unit
pembangkit berkapasitas kecil. Unit pembangkit digunakan untuk mempelajari
karakteristik reservoir dan sumur, serta kemungkin terjadi masalah teknis
lainnya. Pada prinsipnya pengembangan lapangan panas bumi dilakukan dengan
sangat hati-hati dengan selalu mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi dan
lingkungan.
Untuk memasok uap ke pembangkit
listrik panas bumi perlu dilakukan pemboran sejumlah sumur. Untuk menekan biaya
dan efiseinsi pemakaian lahan, dari satu lokasi (well pad) umumnya tidak hanya
dibor satu sumur, tetapi beberapa sumur yaitu dengan melakukan pemboran miring.
Keuntungan menempatkan sumur dalam satu lokasi adalah akan mengehmat pemakain
lahan, menghemat waktu pemindahan menara bor (rig), mengehmat baiya jalan masuk
dan biaya pemipaan.
Keunggulan lain dari geothermal
energi adalah dalam faktor kapasitas, yaitu perbandingan antara beban rata-rata
yang dibangkitkan oleh pembangkit dalam satu perioda dengan beban maksimum yang
dapat dibangkitkan oleh PLTP tersebut. Faktor kapasitas dari pembangkit listrik
panas bumi rata-rata 95% jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan faktor
kapasitas dari pembangkit listrik yang menggunakan batu bara yang hanya sebesar
60-70% ((U.S Department of Energy).
Dalam aspek
ekonomi, panas bumi adalah bentuk energi yang unik. Ia tidak dapat disimpan dan
tidak dapat ditransportasikan dalam jarak jauh. Kondisi ini membuat panas bumi
terlepas dari dinamika harga pasar. Selain itu panas bumi dapat menjadi
alternatif yang sangat baik bagi bahan bakar fosil terutama untuk pemanfaatan
pembangkit listrik sehinga dapat mengurangi subsidi energi.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dengan segala potensi yang dimiliki, Indonesia seharusnya mampu
menjadikan panas bumi sebagai sumber energi utama dan menjadi acuan bagi negara
lainnnya. Memang untuk merealisasikannya adalah pekerjaan yang sangat
besar dan tidak mudah tetapi itu bukan alasan untuk mundur. Melalui sebuah
sebuah stategi dan upaya berkesinambungan bukan hal mustahil untuk benar-benar
mewujudkannya. Dalam hal ini, ada tiga persyaratan mutlak yang harus bisa
dilakukan untuk memwujudkannya sebelumnya yaitu kesedian dana, kemampuan
teknologi dan kemandirian sumber daya manusia.
Mari wudjudkan pembangunan energi altenatif sebagai jawaban dari
permasalahan energi, karena saat ini energi yang berasal dari minyak,
batu bara, dan lain-lain mulai menyusut dengan harapan energi altenatif bisa
mengganti peran energi yang berasal dari fosil-fosil. Dari semua ini sudah
sepatutnya renungkan bahwa bumi pada umumnya dan tanah air kita Indonesia pada
khususnya bukan merupakan warisan yang kita dapat dari nenek moyang kita,
melaikan titipan milik anak-cucu kita. Kita hanya meminjam sementara dari
mereka, sehingga kewajiban bagi kita untuk mengembalikannya. Energi merupakan
sumber kemakmuran setiap orang, tetapi dapat juga menjadi sumber bencana.
Sebagai sumber kemakmuran, keberdaannya harus dipertahankan bahkan kalau
mungkin ditingkatkan. Namun sebagai sumber bencana, dampak negatifnya harus
direduksi seminimal mungkin. Semua itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab
kita bersama.
4.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di
pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Macam-Macam Bentuk
dan Fungsi Energi Untuk Kehidupan” diakses pada 12
Januari 2017 dari http://benergi.com/macam-macam-bentuk-dan-fungsi-energi-untuk-kehidupan)
“Macam-Macam Bentuk dan
Fungsi Energi Untuk Kehidupan” diakses
pada 12 Januari 2017 dari http://benergi.com/macam-macam-bentuk-dan-fungsi-energi-untuk-kehidupan
“Penyebaran dan Daftar
Gunung Berapi di Indonesia” diakses pada 12 Januari
2017 http://isamas54.blogspot.co.id/2010/10/penyebaran-dan-daftar-gunung-berapi-di_25.html\
“Energi
Panas Bumi” diakses pada 12
Januari 2017 dari http://geothermal.itb.ac.id/sites/default/files/public/Sekilas_tentang_Panas_Bumi.pdf)
Makalah Energi Panas Bumi (Geothermal) dan Energi
Pasang Surut Air Laut diakses pada 12 Januari 2017 dari http://n-pangestu.blogspot.co.id/2014/05/makalah-energi-panas-bumi-geothermal.html
Mengenal Krisis dan Kebutuhan Energi Listrik di
Indonesia diakses
pada 12 Januari 2017 dari http://www.dekso.co.id/mengenal-krisis-dan-kebutuhan-energi-listrik-di-indonesia/
Wahyudi., “Kajian Potensi Panas Bumi dan
Rekomendasi Pemanfaatannya Pada Daerah Prospek Gunung Api Ungaran Jawa
Tengah" Jurnal Teknik Fisika, FMIPA-UGM, Yogyakarta diperoleh 12
Januari 2017 darifile:///C:/Users/user/Downloads/50-218-1-PB%20(1).pdf
Hasyim, Ibrahim.2005. Siklus Krisi DiSekitar Energi.
Jakarta : Proklamasi Publik House.
Kristanto Philiph.Ir.
2004. Ekologi Industri, bab 5 Energi dan Pembangunan. Edisi 2.
Yogyakarta : Andi.