Rabu, 18 Januari 2017

Tugas Metode Penelitian

LAPORAN PENELITIAN
POTENSI ENERGI ALTENATIF BERBASIS PANAS BUMI DI INDONESIA




Disusun Oleh:

            Nama /NPM                            : Maria Ulfah /36414389
Kelas                                       : 3ID07
Dosen                                      : Syariffudin Nasution


 BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Energi berperan sangat besar, peranannya bagi kehidupan manusia untuk melakukan aktivitas, setiap manusia tentu membutuhkan yang namanya energi. Energi adalah sebuah kemampuan untuk melakukan usaha dalam setiap aktivitas. Energi tak hanya dimiliki oleh manusia, karena sebuah benda juga memiliki energi yang tersimpan di dalamnya.Dengan demikian, bisa kita simpulkan bahwa manfaat energi ini adalah untuk membantu berjalannya sebuah aktivitas. Energi memiliki sifat yang tak dapat diciptakan. Selain itu, energi juga tak dapat dimusnahkan namun dapat berubah bentuknya dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi lainnya.
Sumber energi yang selama ini telah banyak digunakan berasal dari energi hidrokarbon, seperti contohnya minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Akan tetapi, semakin berkembangnya peradaban manusia, maka semakin meningkat energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tetapi disisi lain cadangan energi terbatas, isu cadangan hidrokarbon yang semakin lama semakin menipis dan harga yang cenderung meningkat menjadi kendala besar dalam pengembangan industri dan investasi (Alamta, 2012).
Untuk menghadapi krisis energi tersebut, geothermal atau panas bumi bisa menjadi jawabannya. Energi panas bumi ini memenuhi beberapa persyarat yang perlu diperhatikan agar sumber energi alternatif layak dimanfaatkan. Antara lain adalah energi yang bersifat terbarukan (renewable), artinya energi tersebut tidak langsung habis tapi dapat diperbaharui. Kemudian energi tersebut relatif lebih ramah lingkungan, dan juga energi ini ketersediaannya memadai.

1.2       Perumusan Masalah
Perumusan masalah membahas tentang  permasalahan-permasalahan yang akan dipecahkan sesuia dengan judul laporan penelitian mengenai potensi energi altenatif berbasis panas bumi di Indonesia.

1.3       Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang ada pada laporan penelitian ini dibuat dengan tujuan agar permasalahan yang dibahas tidak menyimpang terlalu jauh dari pokok masalah yang ada. Berikut batasan-batasan masalah yang ada mengenai permasalahan sumber energi listrik.

1.4       Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan merupakan tujuan dari pembuatan laporan penelitian berisikan keinginan dan maksud untuk apa penuliasan ini dilakukan. Adapun tujuan sebagai berikut :
  1. Peran energi bagi manusia
  2. Altenatif sumber energi khususnya energi altenatif berbasis panas bumi
  3. Potensi energi altenatif berbasis panas bumi di Indonesia.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1              Peran atau Fungsi Energi Berserta Sumber-Sumber Energi
Berdasarkan peranannya, fungsi energi memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia bahkan untuk makhluk hidup yang lainnya. Energi memiliki banyak manfaat untuk kita dalam melakukan berbagai macam aktivitas. Adapun beberapa bentuk dan manfaat energi yang wajib kita ketahui, antara lain:
1. Energi panas
Energi panas atau kalor adalah energi yang dihasilkan akibat perpindahan temperatur. Contoh energi panas sendiri adalah api. Adapun manfaatnya, kita dapat memakai kompor sebagai penghasil panas yang dapat membantu aktivitas memasak minuman maupun makanan untuk kehidupan kita sehari-hari.
Energi kalor juga bisa dihasilkan dari sumber energi terbesar yakni matahari..
2. Energi kimia
Energi kimia adalah sebuah energi yang dihasilkan atau diperoleh dari hasil reaksi kimia. Adapun fungsi energi kimia dalam kehidupan sehari-hari ini adalah ketika kita mengonsumsi makanan di setiap harinya. Di mana saat kita makan maka dalam tubuh akan terjadi reaksi kimia yang menghasilkan energi untuk beraktivitas. Selain itu, mobil untuk dapat bergerak juga dihasilkan dari energi panas saat proses pembakaran berlangsung pada bensin.
3. Energi cahaya
Energi cahaya juga merupakan salah satu bentuk energi yang terpenting dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya cahaya, maka kita akan kegelapan di malam hari. Adapun sumber cahaya terbesar di bumi adalah matahari.
4. Energi listrik
Energi listrik juga tak kalah pentingnya bagi kebutuhan manusia. Listrik sangat penting untuk menjalankan berbagai macam alat elektronik yang dibutuhkan saat beraktivitas. Listrik berfungsi sebagai alat penerangan, selain itu fungsi energi listrik juga penting untuk menghidupkan kipas angin, AC, mesin cuci dan berbagai macam alat elektronik lainnya.
5. Energi air
Sumber energi air yang tak kalah pentingnya bagi kehidupan manusia ataupun makhluk hidup lainnya untuk kehidupan. Air berperan untuk mandi, mencuci, minum, hingga industri pengolahan air. Selain itu, tenaga air juga berperan besar dalam menghasilkan listrik untuk kehidupan umat manusia.
Mengidentifikasi sumber-sumber energi yang bisa dimaanfaatkan manusia, yang antara lain berasal dari matahari, angin, tenaga air dan lain-lain. Sumber energi yang cukup banyak ragamnya itu biasanya dibagi berdasarkan sifat alaminya sendiri, ada macam-macam sumber energi yang kita jumpai di alam bebas seperti berikut ini:
1. Sumber Energi Primer
Sumber energi primer merupakan sumber energi yang terdapat langsung di alam dan dapat dijumpai, seperti air, nuklir, matahari, minyak, batu bara, kayu, dan angin.
2. Sumber Energi Sekunder
Sumber energi sekunder merupakan energi yang dihasilkan dari energi primer yang lainnya, contohnya gas dan listrik.
Selain berdasarkan sifat alaminya, macam-macam sumber energi juga dikategorikan berdasarkan ketersediannya. Berdasarkan ketersediaannya inilah, energi dibagi menjadi:
a.        Energi Terbarukan
Energi terbarukan merupakan sumber energi alam yang dapat langsung dimanfaatkan dengan bebas. Selain itu, ketersediaan energi terbarukan ini tak terbatas dan bisa dimanfaatkan secara terus menerus. Adapun contoh dari energi terbarukan ini adalah air, matahari, air laut pasang, panas bumi dan tumbuhan.
b.        Energi Tak Terbarukan
Selain macam-macam sumber energi terbarukan di atas, kita juga sangat familiar dengan sumber energi tak terbarukan. Kekurangan dari sumber energi tak terbarukan ini, yakni ketersediannya yang sangat terbatas. Sehingga apabila sudah habis, energi ini tak akan dapat diperbarui kembali. Adapun contoh dari sumber energi tak terbarukan adalah sumber energi dari fosil dan sumber energi dari mineral alam.

2.2              Sejarah Pemanfaatan Energi Geothermal atau Panas Bumi
Energi geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Istilah geothermal berakar dari bahasa Yunani dimana kata, "geo", berarti bumi dan, "thermos", berarti panas, menjadi geothermal yang juga sering disebut panas bumi. Energi panas di inti bumi sebagian besar berasal dari peluruhan radioaktif dari berbagai mineral di dalam inti bumi.
Pemanfaatan energi panas bumi bukan pertama kali digunakan di Indonesia, tapi jauh sebelum Indonesia memanfaatkannya sebagai energi alternatif, geothermal di bumi ini telah ada sejak zaman Paleolithikum. Saat itu manusia telah menggunakan energi ini untuk mandi air panas berbentuk sebuah kolam batu di Gunung Lisan Cina dibangun pada Dinasti Qin pada abad ke-3 SM, di situs  yang sama dimana istana Huaqing Chi kemudian dibangun. Pada abad pertama Masehi, Roma menaklukkan Aquae sulis, yang sekarang adalah Bath, Somerset, Inggris, dan memanfaatkan sumber air panas tersebut untuk pemandian umum dan pemanasan ruangan (Pawawoi, 2013).
Sementara itu awal mula masuknya geothermal ke tanah air ini adalah saat masa penjajahan Belanda. Ide awal eksplorasi panas bumi di Kamojang, Jawa Barat dicetuskan oleh seorang ilmuwan dari Belanda yang bernama J.B. van Dijk pada tahun 1918. Dia terinspirasi dari proyek geothermal yang baru dilakukan untuk menghasilkan tenaga listrik di Italia. Akan tetapi, usulan tersebut tidak langsung dilaksanakan, karena banyak kendala dan pertimbangan dari pemerintah
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1925 ide untuk mengeksplorasi sumber panas bumi di Kamojang dicetuskan kembali oleh N.J.M. Taverne (De Mijningenieur, Jg. 6, 1925) setelah melihat hasil-hasil yang nyata pemanfaatan panas bumi yang dikembangkan di Italia dan di California. Akhirnya Pemerintah kolonial Belanda menyetujui usulan tersebut, pada tahun 1926-1928 dilakukan pengeboran di 5 titik lokasi eksplorasi panas bumi di Kamojang.
Setelah kemerdekaan, presiden pertama kita saat itu belum membangkitkan kembali geothermal Indonesia. Presiden Soekarno saat itu lebih fokus pada hal-hal yang mendasar untuk Negara Indonesia seperti politik, pemerintahan, ideologi, dan sebagainya. Akhirnya jauh setelah merdekanya Indonesia geothermal kembali ke permukaan. Meningkatnya pertumbuhan penduduk serta berkembangnya sektor Industri secara signifikan, menyebabkan kebutuhan pasokan listrik meningkat pula.
Penelitian mengenai geothermal pun dilanjutkan kembali pada tahun 1971. Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Selandia Baru mengadakan proyek kerjasama penelitian studi kelayakan potensi panas bumi di Indonesia. \
Seiring dengan perkembangan penelitian panas bumi maka pemerintah menunjuk Pertamina untuk melakukan eksploitasi dan eksplorasi panas bumi. Dalam hal ini Pertamina membentuk Divisi Geothermal berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) no. 6 tanggal 20 Maret 1974. Salah satu daerah penelitiannya adalah kawasan panas bumi Kamojang. Tidak hanya mengirimkan para ahli geothermal saja, pemerintah Selandia Baru pun memberikan dana yang diperlukan untuk melakukan eksplorasi ini. Pemerintah Selandia Baru memberikan 24 juta dolar dari 34 juta dolar yang diperlukan, sedangkan untuk sisanya sebanyak 10 juta dolar didapat dari pemerintah Indonesia. Dana itu dipakai untuk pengeboran 5 sumur penyidikan, 10 sumur produksi dan membangun 1 stasiunmonoblok dengan kapasitas 0,5 MW, yang diresmikan oleh Menteri Energi Prof. Dr. Subroto pada tanggal 27 November 1978. Monoblok inilah yang dijadikan langkah untuk pengembangan pemanfaatan panas bumi untuk selanjutnya. Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Selandia Baru selesai, maka penelitian dan pengembangan potensi panas bumi di Kamojang dilakukan oleh Pertamina.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1       Studi Kasus
Indonesia merupakan Negara Kepulauan Yang Terdiri dari ± 17.508 pulau besar dan kecil dengan garis pantai sepanjang ± 810.000 km dan luas 3.1 juta km2. Dengan jumlah desa lebih dari 65.000 desa yang tersebar luas dibelasan ribu pulau tersebut, hanya kurang dari setengahnya yang telah menikmati jaringan listrik negara seperti didaerah-daerah lain masih jauh dari harapan, sebagian besar dari mereka masih menggunakan lampu minyak tanah/patromak untuk penerangan. Untuk memperoleh informasi dari Radio mereka menggunakan batu baterai, sedangkan untuk televisi adakalanya mereka menggunakan accu/aki yang charge didaerah yang memiliki generator.
Sepanjang tahun 2013, konsumsi listrik di Indonesia sebesar 188 terrawatt-hour atau TWh (rumah tangga 41 persen, industri 34 persen, komersial 19 persen, dan publik 6 persen), sedangkan kapasitas daya terpasang pembangkit listrik hanya mencapai 47.128 MW. Realisasi pertumbuhan kebutuhan listrik pada tahun 2013 mencapai 7,8 persen, dan direncanakan pada tahun 2014 ini akan menambah kapasitas daya pembangkit sebesar 3.605 MW atau meningkat 7,6 persen dibandingkan tahun 2013, sehingga total kapasitas terpasang pada akhir tahun menjadi 50.733 MW. Tambahan daya pembangkit pada 2014 tersebut berasal dari proyek percepatan 10.000 MW tahap I dan II.
Indonesia mencapai 80,51 persen atau meningkat sebesar 76,56 persen dibandingkan bawah 50 persen adalah provinsi Papua (36,41 persen), dan provinsi yang rasionya masih di bawah 70 persen antara lain NTT (54,77 persen), Sulawesi Tenggara (62,51 persen), NTB (64,43 persen), Kalimantan Tengah (66,21 persen), Sulawesi Barat (67,6 persen), Gorontalo (67,81 persen), dan Kepulauan Riau (69,66 persen).
Kondisi infrastruktur kelistrikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Kapasitas pembangkit yang dimiliki sebesar 35,33 GW (gigawatt) untuk memenuhi kebutuhan sejumlah 237 juta jiwa. Kapasitas tersebut jauh di bawah kemampuan produksi listrik Singapura dan Malaysia. Kapasitas pembangkit di Singapura mampu memproduksi listrik sebesar 10,49 GW untuk memenuhi kebutuhan 5,3 juta penduduk. Sementara kapasitas pembangkit Malaysia sebesar 28,4 GW untuk kebutuhan 29 juta penduduk.

3.2       Hasil dan Pembahasan
Sebenernya sumber energi yang telah dipaparkan disebelumnya tidak semua potensial dikembangkan tiap negara. Berdasarkan situasi dan kondisi, setiap negara biasanya memprioritaskan sumber energi tertentu untuk dikembangkan. Maka dari itu sungguh tak heran jika kemudian masing-masing negara memiliki keunggulan tertentu dalam hal mengekspolitasi suatu sumber energi.
Indonesia negeri kita ini memiliki kekayaan alam yang luar biasa, potensi sumber daya alam Indonesia sangat besar dan beraneka ragam jenisnya bisa berupa hutan, minyak, dan gas serta beraneka ragam jenis mineral seperti tembaga, nikel, dan timah. Kekayaan sumber daya alam juga tidak hanya di daratan, tetapi juga banyak terdapat di lautan. Selain ikan, di laut juga ditemukan minyak bumi, timah, dan lain-lain. Kekayaan itu tentunya merupakan dapat digunakan untuk menjadi sumber energi altenatif yang dengan pemaanfatan secara maksimal, contohnya  sumber daya energi terbarukan seperti panas bumi.
Negeri kita Indonesia adalah negeri yang paling banyak memiliki gunung berapi di dunia, dengan total 129 gunung berapi. Penyebaran Gunung Api di Indonesia : Sumatra sebanyak 30 buah, Jawa sebanyak 35 buah gunung berapi, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 30 buah gunung berapi, Maluku sebanyak 16 buah gunung berapi dan Sulawesi sebanyak 18 buah gunung berapi. tak heran jika cadangan panas bumi negara kita sebesar 40 persen dari seluruh sumber panas bumi dunia. Dengan potensi alam yang mendungkung, maka bukan tidak mungkin kita dapat mengembangkan proyek pembangunan sumber energi altenatif yang berefokus pada energi panas bumi. Karena dari data dari Kementrian ESDM menunjukkan bahwa dari potensi 40% panas bumi dunia, hanya 4% saja yang dimanfaatkan di bumi Indonesia. 
Bahkan dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek panas bumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi. Survey yang dilakukan selanjutnya telah berhasil menemukan beberapa daerah prospek baru sehingga jumlahnya meningkat menjadi 256 prospek, yaitu  84 prospek di Sumatera, 76 prospek di Jawa, 51 prospek di Sulawesi, 21 prospek di Nusatenggara, 3 prospek di Irian, 15 prospek di Maluku dan 5 prospek di Kalimantan.
Dari kasus tersebut membuka pandangan saya sebagai sarjana Teknik Industri yang diarahkan untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah yang kuat dan sistemik dengan pendekatan multi-disiplin tentunya dalam kerangka keilmuan teknik industri yang berfokus kepada perancangan, peningkatan dan instalasi dari sistem terintegrasi yang terdiri atas manusia, material, peralatan dan energi untuk menspesifikasikan, memprediksi dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sebuah sistem terintegrasi.
Dengan mengembangkan pembangungan Energi geothermal atau Energi panas bumi sebagai sumber energi altenatif. Energi panas bumi  yaitu energi yang dihasilkan oleh fluida, gas dan batuan yang terkandung di dalam perut bumi sehingga memerlukan proses pertambangan untuk memperolehnya. Energi panas yang terbentuk di dalam kerak bumi, dengan semakin dalam kita menggali, maka akan semakin panas di dalam bumi sana. Adapun estimasi panas dari inti planet mencapai 5,500 celcius. Geothermal termasuk energi terbarukan karena siklus produksinya memanfaatkan fluida untuk mengambil panas dari dalam bumi ke permukaan dan fluida tersebut akan diinjeksikan kembali ke dalam tanah untuk proses produksi berkelanjutan.
Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim  hidrothermal  yang mempunyai  temperatur  tinggi  (>225oC), hanya  beberapa  diantaranya  yang  mempunyai temperatur sedang (150-225oC). Pada  dasarnya sistim  panas  bumi  jenis hidrothermal        terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecendrungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka  akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tingg dan air mejadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin beregrak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.
Adanya suatu sistim hidrothermal dibawah permukaan sering kali ditunjukkan oleh adanya manifestasi panas bumi dipermukaan (geothermal surface manifestation), seperti mata air panas, kubangan lupur panas, geyser dan manifestasi panas bumi lainnya, dimana beberapa diantanya yaitu mata air panas, kolam air panas yang biasa dimaanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mandi, berendam, mencuci, masak dan lain-lain. Manifestasi panas bumi dipermukaan diperkirakan terjadi karena adanya perambatan panas dari bawah atau karena adanya rekahan-rekahan yang memungkinkan fluida panas bumi (uap dan air panas) mengalir ke permukaan.
Indonesia menunjukan bahwa sistem panas bumi temperatur tinggi dan sedang yang ada sangat pontensial bila diusahakan untuk pembangkit listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada dasarnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di perukaan boiler sedangkan pada PLPT uap berasal dari reservoir panas bumi. Apabila fluida dikepala sumur berua fasa uap, makan uap tersbut dapat dialihkan langsung ke turbin dan kemudian turbin akan mengubah energi panas menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik.

Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa  cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida.    Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam seperator, sehingga fase uap aan terpisah dari fase airnya. Faraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudia dialirkan ke seluruh turbin.

Apabila sumberdaya  panasbumi mempunyai temperatur sedang,  fluida  panas bumi masih dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dengan menggunakn pembangkit listrik binari (binary plant). Dalam siklus pembangkit ini, fluida sekunder (isobutane, isopentane or ammonia) dipanasi oleh fluida panas bumi melalui mesin penukar kalor atau heat exchanger. Fluida sekunder menguap pada teperatur lebih rendah dari temperatur titik didih air pada tekanna yang sama. Fluida sekunder mengalir ke turbin dan setelah dimanfaatkan kondensasikan sebelum dipanaskan kembali oleh fluida panas bumi. Siklus tertutup dimana fluida panas bumi tidak diambil masanya, tetapi hanya panasnya saya yang diekstasi oleh fluida kedua, smentara fluida panas bumi di injeksikan kembali kedalam reservoir.
Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non listrik antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemansan tanah, pengeringan kayu, kertas dan lain-lain. Selain itu Energi panas bumi sudah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, di Italy sejak tahun 1913 dan New Zealand sejak tahun 1958t telah menerapkan pemanfaatan panas bumi sebagi sumber energi pembangkit listrik. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak khususnya pada tahun 1973 dan 1979 telah memacu negara-negara maju lain termaksuk Amerika Serikat untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap penggunan minyak dengan cara pemanfaatkan energi panas bumi karena sejak tahun 1850 hingga tahun 1970, rakyat Amerika Serikat penggunaan energi naik 8,82 kali lipat. Sejak saat itu produksi energi naik 203 kali lipat, dan setiap warga meningkatkan kebutuhan akan energi sebesar 23 kali lipat. Sejak tahun 1850 hingga tahun 1970, rakyat Amerika Serikat naik 8,82 kali lipat. Sejak saat itu produksi energi naik 203 kali lipat, dan setiap warga meningkatkan kebutuhan akan energi sebesar 23 kali lipat.
Dilihat dari kasus tersebut maka penggunaan energi yang semakin meningkat oleh perkembangan peradaban manusia tak dapat kita bayangkan. Suatu kecenderungan bahwa manusia melalui pola dan gaya hidupnya sedang menghabiskan persedian minyak dan gas bumi nampak dengan nyata.Warga dunia memang sudah terlanjur keenakan dan mengikat diri dengan minyak sebagai sumber energi komersial utama. Malah sampai dengan tahun 1978, menurut Annual Report OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) pola konsumsi energi komersial dunia sangat bergantung pada minyak yaitu sebesar 45,7%, gas alam hanya sebesar 18,3%, batubara 27,9%, tenaga air 5,9% dan nuklir 2,2%.
Resiko dan ketidak pastian akibat konsumsi enargi yang tinggi dimasa mendatang juga mencemaskan dan menimbulkan berbagai masalah yang menimpa umat manusia, mulai dari pencemaran lingkungan sampai pada pengurangan jumlah sumber daya alam yang ada disekitar kita. Pandangan tentang energi panas bumi memiliki kelebihan yang bila dikembangkan akan mampu menggeser posisi minyak sebagai sumber energi utama dimasa ini untuk berbagai sektor kebutuhan manusia khusunya untuk memenuhi pasokan listrik. Bisa menjadi solusi dari polemik mengatasi krisis energi.
Energi Panas Bumi sebagai energi yang Ramah Lingkungan karena setelah energi panas diubah menjadi energi listrik fluida dikembalikan ke bawah permukaan (reservoir) melalui sumur ijeksi. Penginjeksian air kedalam reservoir merupakan suatu keharusan untuk menjaga keseimbangan masa sehingga memperlambat penurunan tekanan reservoir dan mencegah terjadinya subsidence. Penginjeksian kembali fluida tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, serta adanya recharnge (rembesan) air permukaan, menjadiak energi panas bumi sebagai energi yang berkelanjutan.
Emisi dari pembangkit listrik pans bumi sangat rendah bila dibandingkan dengan minyak dan batu bara. Karena emisinya yang rendah, energi panas bumi memiliki kesmpatan untuk memanfaatkan Clean  Development  Mechanism  (CDM)  produk  Kyoto  Protocol.
Lapangan panas bumi umunya dikembangkan secara bertahap. Untuk tahap awal dimana ketidakpastian tentang karakteristik reservoir masih cukup tinggi, dibebrapa lapangan dipilih unit pembangkit berkapasitas kecil. Unit pembangkit digunakan untuk mempelajari karakteristik reservoir dan sumur, serta kemungkin terjadi masalah teknis lainnya. Pada prinsipnya pengembangan lapangan panas bumi dilakukan dengan sangat hati-hati dengan selalu mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi dan lingkungan.   
Untuk memasok uap ke pembangkit listrik panas bumi perlu dilakukan pemboran sejumlah sumur. Untuk menekan biaya dan efiseinsi pemakaian lahan, dari satu lokasi (well pad) umumnya tidak hanya dibor satu sumur, tetapi beberapa sumur yaitu dengan melakukan pemboran miring. Keuntungan menempatkan sumur dalam satu lokasi adalah akan mengehmat pemakain lahan, menghemat waktu pemindahan menara bor (rig), mengehmat baiya jalan masuk dan biaya pemipaan.
Keunggulan lain dari geothermal energi adalah dalam faktor kapasitas, yaitu perbandingan antara beban rata-rata yang dibangkitkan oleh pembangkit dalam satu perioda dengan beban maksimum yang dapat dibangkitkan oleh PLTP tersebut. Faktor kapasitas dari pembangkit listrik panas bumi rata-rata 95% jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan faktor kapasitas dari pembangkit listrik yang menggunakan batu bara yang hanya sebesar 60-70% ((U.S Department of Energy). 
Dalam aspek ekonomi, panas bumi adalah bentuk energi yang unik. Ia tidak dapat disimpan dan tidak dapat ditransportasikan dalam jarak jauh. Kondisi ini membuat panas bumi terlepas dari dinamika harga pasar. Selain itu panas bumi dapat menjadi alternatif yang sangat baik bagi bahan bakar fosil terutama untuk pemanfaatan pembangkit listrik sehinga dapat mengurangi subsidi energi.
         

BAB IV
PENUTUP

4.1.      Kesimpulan
Dengan segala potensi yang dimiliki, Indonesia seharusnya mampu menjadikan panas bumi sebagai sumber energi utama dan menjadi acuan bagi negara lainnnya. Memang untuk merealisasikannya adalah pekerjaan yang sangat besar dan tidak mudah tetapi itu bukan alasan untuk mundur. Melalui sebuah sebuah stategi dan upaya berkesinambungan bukan hal mustahil untuk benar-benar mewujudkannya. Dalam hal ini, ada tiga persyaratan mutlak yang harus bisa dilakukan untuk memwujudkannya sebelumnya yaitu kesedian dana, kemampuan teknologi dan kemandirian sumber daya manusia. 
Mari wudjudkan pembangunan energi altenatif sebagai jawaban dari permasalahan  energi, karena saat ini energi yang berasal dari minyak, batu bara, dan lain-lain mulai menyusut dengan harapan energi altenatif bisa mengganti peran energi yang berasal dari fosil-fosil. Dari semua ini sudah sepatutnya renungkan bahwa bumi pada umumnya dan tanah air kita Indonesia pada khususnya bukan merupakan warisan yang kita dapat dari nenek moyang kita, melaikan titipan milik anak-cucu kita. Kita hanya meminjam sementara dari mereka, sehingga kewajiban bagi kita untuk mengembalikannya. Energi merupakan sumber kemakmuran setiap orang, tetapi dapat juga menjadi sumber bencana. Sebagai sumber kemakmuran, keberdaannya harus dipertahankan bahkan kalau mungkin ditingkatkan. Namun sebagai sumber bencana, dampak negatifnya harus direduksi seminimal mungkin. Semua itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama.
           
4.2.      Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
  

DAFTAR PUSTAKA

Macam-Macam Bentuk dan Fungsi Energi Untuk Kehidupan” diakses pada 12 Januari 2017 dari http://benergi.com/macam-macam-bentuk-dan-fungsi-energi-untuk-kehidupan)
 “Macam-Macam Bentuk dan Fungsi Energi Untuk Kehidupan” diakses pada 12 Januari 2017 dari http://benergi.com/macam-macam-bentuk-dan-fungsi-energi-untuk-kehidupan
“Penyebaran dan Daftar Gunung Berapi di Indonesia” diakses pada 12 Januari 2017 http://isamas54.blogspot.co.id/2010/10/penyebaran-dan-daftar-gunung-berapi-di_25.html\
 “Energi Panas Bumi” diakses pada 12 Januari 2017 dari http://geothermal.itb.ac.id/sites/default/files/public/Sekilas_tentang_Panas_Bumi.pdf)
Makalah Energi Panas Bumi (Geothermal) dan Energi Pasang Surut Air Laut diakses pada 12 Januari 2017  dari  http://n-pangestu.blogspot.co.id/2014/05/makalah-energi-panas-bumi-geothermal.html
Mengenal Krisis dan Kebutuhan Energi Listrik di Indonesia diakses pada 12 Januari 2017  dari http://www.dekso.co.id/mengenal-krisis-dan-kebutuhan-energi-listrik-di-indonesia/
 Wahyudi., “Kajian Potensi Panas Bumi dan Rekomendasi Pemanfaatannya Pada Daerah Prospek Gunung Api Ungaran Jawa Tengah" Jurnal Teknik Fisika, FMIPA-UGM, Yogyakarta diperoleh 12 Januari 2017 darifile:///C:/Users/user/Downloads/50-218-1-PB%20(1).pdf
Hasyim, Ibrahim.2005. Siklus Krisi DiSekitar Energi. Jakarta : Proklamasi Publik House.
Kristanto Philiph.Ir. 2004. Ekologi Industri, bab 5 Energi dan Pembangunan. Edisi 2. Yogyakarta : Andi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar