Penderitaan
memang selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah menderita
/ hidup adalah untuk penderitaan. namun “Hidup adalah Berjuang karena Hidup
adalah Perjuangan”. Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk terus
berjuang dlam hal apapun. dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia -
sia. Setelah perjuangan terlaksana dan pasrah kepada Tuhan. maka dari itulah
gunanya bersosialisasi, dengan bersosialisasi
kita dapat saling membantu dalam susah maupun senang dengan sesama manusia dalam menyelesaikan masalah dan menyelesaikan penderitaan. namun jangan lupa disertai doa pula. Manusia hanya merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.
Waspada akan penderitaan boleh dalam berbagai hal namun tetap kita tidak dapat menghindar dari penderitaan, satu - satunya jalan keluar adalah dengan melewatinya. Hal ini nampak bila ditinjau jenjang karir sejarah orang - orang besar disekitar kita yang benar - benar berhasil oleh karena usahanya sendiri dan bantuan Tuhan.
HUBUNGAN ANTARA PENDERITAAN DENGAN
PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami
penderitaan, baik berat ataupun ringan yang bersifaat kodrati yang sudah
menjadi konsekwensi hidup manusia. Karena terserah kepada manusia itu sendiri
untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Sehingga manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap sebagai rangkaian penderitaan, melainkan optimis, berusaha
mengatasi kesulitan hidup.
Dalam hal ini penderitaanpun
mempuyai hubungan dengan perjuangan yaitu terletak pada sifatnya , biasanya
perjuangan merupakan suatu usaha dalam melepas dari penderitaan tersebut , Lain
halnya bisa terkait lagi bila kita akan memperjuangkan sesuatu pasti kita harus
melewati bebrapa penderitaan untuk mencapai target dan Pembebasan dari
penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuahan yang menentukan. Kelalaian
manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaaan. Penderitaan
yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga
dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian
seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.
PENGARUH YANG AKAN TERJADI PADA
SESEORANG JIKA MENGALAMI PENDERITAAN :
Orang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan
sikap dalam dirinya. Sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap
positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak
bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Siakp ini diungkapkan dalam
peribahasa "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna"
,"nasib sudah menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat
timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah
hidup. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap
positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap
keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin
paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya Apabila
sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para
pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan
penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan
nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan
yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih
sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Apabila
sikap negative dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada
para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan
penilaiannya. Penilaiannyaitu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan
nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan
yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih
sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar